Menyambut hari ulang tahunnya yang pertama, Galeri Indonesia Kaya mengadakan pagelaran karya budaya dari berbagai seniman Indonesia. Antusias bangeeet! Banyak banget acaranya mulai dari musik, pemutaran film, dan fashion show juga. Untuk reservasi tempat berikut tahu detil acaranya, bisa klik di sini. Awalnya gue pengen banget nonton Kahitna, apa daya kehabisan jatah reservasi. Pendaftarannya dibuka jam 12, gue jam 12.40 mau reservasi acaranya Kahitna udah gak bisa. Ampon! 

Akhirnya gue memilih untuk nonton Drupadi aja.

Oh iya, sekadar intermezzo, sebelumnya gue udah pernah membahas tentang Galeri Indonesia Kaya di post yang ini.


Ini pengalaman pertama gue nonton di Auditoriumnya GIK. Pertama kali masuk antreannya langsung dipisahkan antara yang udah reservasi sebelumnya dengan yang waiting list. Langsung diberi gelang merah bertuliskan "Penikmat Seni" dan ada logo GIKnya. Yang paling surprise adalah para penikmat seni juga diberikan album musik lagu-lagu daerah gubahannya Tjut Nyak Deviana Daudsjah  yang bertajuk "Symphonic Tale of Indonesia" secara gratis. :O

Bekerjasama dengan Muvila.com serta Miles Production, Galeri Indonesia Kaya menayangkan tiga film produksi Miles: Gie, Ada Apa dengan Cinta?, dan Drupadi. Film Drupadi yang gue pilih untuk tonton ini durasinya singkat banget, cuma 40 menit. Film pendek Drupadi ini diadaptasi dari kisah Mahabharata dari India. Singkatnya, Drupadi ini adalah istri dari kelima Pandawa: Yudhistira, Arjuna, Bima, Nakula, dan Sadewa. Dalam sebuah permainan dadu yang diatur oleh Sengkuni, Yudhistira kalah taruhan dan kehilangan seluruh kekayaannya. Tak hanya harta kerajaan, saudara-saudaranya, dirinya, hingga Drupadi juga ia jadikan taruhan. Drupadi gak terima begitu saja dong, ia speak up kepada para tetua Pandawa dan Kurawa; apakah Yudhistira masih berhak mempertaruhkan dirinya ketika Yudhistira sendiri sudah menjadi pelayan para Kurawa? 

Drupadi sendiri kemudian bersumpah tidak akan mengikat rambutnya hingga ia keramas dengan darah Dursasana. Tercetuslah di situ, Perang Bharatayuda. Agak complicated yah. Untuk sekilas tentang tokoh Drupadi ini, boleh dicek langsung aja ke laman Wikipedia.

Film ini bisa dibilang relevan juga kalau dikaitkan ke keadaan masa kini, lho. Bahwa perempuan harus speak up, menyuarakan keresahannya, ketika merasa ada sesuatu yang salah terjadi pada diri mereka.

Kurangnya film ini cuma satu lah, kurang lama! Jadinya perangnya benar-benar digambarkan sekilas. Hahaha tapi emang budget untuk film epik gini harus epik juga sih ya, makanya hanya dijadikan film pendek aja. Semoga suatu saat kesampaian menjadikan film ini film panjang!

Ario Bayu & Dian Sastrowardoyo

Usai film dan behind the scene ditayangkan, ada ngobrol-ngobrol dengan pemeran film ini. Ada Dian Sastrowardoyo (Drupadi) dan Ario Bayu (Bima). AAAK! Keduanya ramah banget, lepas banget (gak jaim sama sekali), dan jenaka sekali. Sayangnya gak ada kesempatan foto bareng euy :'))

Senang sekali bisa menjadi bagian dari pagelaran seni yang diadakan Galeri Indonesia Kaya ini. Selamat ulang tahun yang pertama, GIK! Masih panjang perjalanannya dan semoga kelak dapat dibuka di kota-kota lainnya. :D