Target gue (akhirnya) tercapai! Balik lagi ke Museum Kereta Api Ambarawa plus naik kereta wisatanya!

Sebelum kisah di Museum KA Ambarawa (Ambarawa Railway Museum) ini dimulai, gue mau cerita dulu bagaimana perjalanan gue mencapai Semarang. Untuk pertama kalinya gue naik kereta ekonomi coy! =)) Alasannya adalah menghemat anggaran transportasi, karena gue tidak hanya ke Semarang - Ungaran aja (nantikan di post berikutnya ya). Harga tiketnya? IDR 120,000 saja dan tentunya ada harga ada rupa. Perjalanan ditempuh dalam waktu 7 jam dari Stasiun Pasar Senen ke Stasiun Semarang Poncol dan dengan wujud kursi yang seperti ini:

Amsyooong! Kursi tegak mah tak masalah karena diriku pendek. Yang bikin pegel adalah lutut ketemu lutut aja dong :)) Ubah posisi, angkat kaki, selonjor kaki selang-seling sama depan tetep kaga mempan. Tidur nyenyak hanya berlangsung 3 jam; karena selain masalah kursi... Gue pilih kursi di GERBONG SATU BARIS SATU sehingga sumber suara klakson kereta itu STEREO abis! 

(Udahlah gue beli pas 3 bulan sebelum berangkat, masih banyak pilihan kursi padahal... Emang pengen langsung nyampe duluan di Semarang apa gimana ya Lynn? Padahal sampai Stasiun Semarang Poncol juga malah jadi kemajuan dan gak dapet peron) 

*ngakak ga abis-abis*

Trus trus... Tibalah kami di Semarang, sarapan bentar di Bubur Ayam Semawis, terus cuss ngumpul sama rombongan dan berangkat ke Ambarawa. Akik tentu pingsan selama perjalanan. 

Tiket masuk Museum KA Ambarawa masih sama yaitu IDR 10,000 dan tiket naik KA Wisata sebesar IDR 50,000. Jadwal KA Wisata pun masih sama yaitu jam 10.00, jam 12.00, dan jam 14.00 dengan rute Ambarawa - Tuntang. Gue naik yang jam 12, namun waktu itu gak tepat waktu berangkatnya. Oh iya, KA Wisata cuma jalan setiap akhir pekan, jadi untuk hari lain dan/atau jam lain cuss bisa booking ke pengelolanya dengan range harga mulai dari IDR 5,000,000 untuk 30 orang. 

Jadi inget waktu pertama kali ke sini itu, loket tiket masuknya masih ala kadarnya banget dan jalan ke peronnya lumayan jauh. Sekarang dibuat loket yang jauh lebih oke, dekat dengan peron, dan ada panel informatif yang bisa kita baca mengenai sejarah perkeretaapian. Sepertinya waktu kemaren gue ke sini, belum ada WNA yang dateng (dan seharusnya gue menulis post ini dalam bahasa Inggris, tapi keblinger nih kalau mau cerita heboh). So, if you (foreigner) are reading this blog post and wondering how to visit Ambarawa Railway Museum, just e-mail me!

"Non, saya nggak balik, ya."

Empat kata yang kayaknya jelas jadi momok orang-orang yang hidupnya sangat terbantu dengan kehadiran asisten rumah tangga (ART). Salah satunya gue.

Sejujurnya gue pernah berada di masa-masa punya ART yang gonta-ganti setiap tiga bulan, sampai akhirnya gue jadi males sendiri karena setiap ada ART baru jadinya harus ajarin ulang lagi. Samalah capeknya sama beresin sendiri kalau menurut gue hahaha. Jadilah sempat vakum lama tanpa ART, terus sempet ganti-ganti dua atau tiga kali gitu (sampai lupa lho gue, huahaha).... Dan dipertemukanlah keluarga gue dengan ART yang bertahan hampir setahun (dari abis lebaran 2016 sampai jelang lebaran 2017).

Melegakan banget karena yang bersangkutan habis tiga bulan gak minta pulang, terus pertama kali tahu juga karena ada anggota keluarga jauhnya yang juga jadi ART di tempat temennya salah satu kerabat gue. Aman deh, sekali dikasih tahu pinter dan lama-lama udah hafal harus ngapain. Gue pun semakin lega, santai, dan gak capek-capek amat di kantor. Pas jelang pulang mau lebaran pun doi bilang seminggu habis lebaran bakalan balik kerja lagi. Jaminannya? Dia masih meninggalkan pakaian-pakaian rumah plus beberapa hal lainnya kayak handuk, sisir, dan mukena.

Amanlah gue pikir.

Tiga hari sebelum hari seharusnya ART favorit ini kembali, gue SMS aja nanyain kira-kira bakal sampai jam berapa di rumah. Terus dia balaslah SMS gue dengan empat kata yang paling-paling males gue denger (apalagi memang sebelum lebaran gue udah bilang kalau gak mau balik gapapa tapi kasih tahu dari sekarang supaya bisa cari lain). Langsung telepon... Cus, katanya doi mau nikah dan barang-barang yang dia tinggalkan di rumah gue pun sudah dia pasrahkan.

Ya sudah, tentu juga gak mungkin kita paksain harus balik (meski udah dibujuk-bujuk). Mamam deh, terus ini beberes rumah dikerjain sendiri lagi dong? Akhirnya dicariin ART lagi, dapatlah seseorang yang pas habis kenalan sama gue langsung bertanya....

"Non, password Wi-Fi nya apa ya?"

*facepalm* ART-ku milenial sekaleeee! =)) Karena pernah ada ART lain yang pernah lumayan menyedot sinyal internet di masa silam gara-gara nonton Youtube melulu, akhirnya gua usulkan doi untuk pakai paket internet murah meriah aja. Eh, gak tahunya doi hanya bertahan 10 hari di rumah gue. =___=" Dan tanpa alasan yang jelas pun karena setiap ditanya orang yang beda, dia pun beralasan berbeda. Ya sudahlah yang gini-gini langsung OK-in aja kalau mau cabut.

Akhirnya Lynn punya ART lagi nggak? Alhamdulillah ada, ART sekarang dari NTB jadi semoga gak gampang minta balik (secara hampir seminggu aja dong naek kapal ke sono) plus pernah kerja di Malaysia sebelumnya. Kemampuan dasarnya udah OK banget, jadi tinggal dikasih tahu aja kebiasaan-kebiasaan di rumah.Semoga yang kali ini awet deh yaaa...

Kalian sendiri punya balada ART kayak gini gak, readers? Yuk cerita di komen!