Judul: The DestinASEAN
Penulis: Adam & Susan Poskitt, Adis Takdos, Ariev Rahman, Dendi Riandi, Eka Situmorang-sir, Marischka Prudence, Oryza Irwanto, Puti Karina, Roy Saputra, Venus
Penerbit: B-first, Juli 2013

Buku ini saya beli ketika awal-awal banget keluar, mungkin sekitaran akhir Juli-awal Agustus gitu. Sudah dari lama mau diresensi, namun apa mau dikata baru kelar dibaca sekarang :)) Bacanya dicicil-cicil gitu, per beberapa kisah, ya maklumin aja ya kan mahasiswa tingkat akhir *plak* Jadi mari langsung saja ke resensinya....

Oh iya, pertama-tama saya sebenarnya nggak terlalu suka baca buku yang ditulis borongan sama banyak penulis karena jadi terlalu banyak gaya penulisan (yang tentunya ada yang saya suka dan nggak suka). Buku ini tetap diputuskan untuk dibeli karena beberapa alasan: Pertama, saya udah baca beberapa buku nonfiksinya Roy Saputra (dan blognya juga sejak 2008) dan saya suka gaya bahasanya. Kedua, saya juga udah mengikuti blognya Marischka Prudence dari awal banget. Kita tau bersama bahwa Prue juga sempat jadi wartawan, jadi saya pribadi sih nggak meragukan kemampuannya bertutur. :) Ketiga, tema besar dari buku ini yakni menjelajah kisah di 10 negara anggota ASEAN. Belakangan ini tema traveling atau jalan-jalan bener-bener lagi hits. Saya pun terbawa arus untuk baca blog atau beli buku yang berkenaan dengan hal tersebut. Ujung-ujungnya, tentu saja jadi pengen jalan-jalan juga. :))

Banyak hal yang dibahas oleh 11 penulis tersebut. Buku inipun terbagi menjadi beberapa subbab: People-Culture, City, History, dan Nature. Menurut saya, mereka mempunyai perspektif berbeda terhadap negara-negara yang mereka kunjungi dan sebagian berhasil menceritakannya dengan baik. 

Siapa yang sangka, kalau di Singapura juga ada gunung? Saya pun tidak menyangka. Selama ini kita memandang Singapura sebagai tujuan wisata berbelanja atau nonton konser kan, bukan tempat wisata alam. Saya sendiri baru sekali ke sana, pengen balik lagi alasannya hanya untuk ke USS aja. Habis itu gak balik-balik lagi nggak masalah :)) Tapi, di buku ini ada kisah dengan obyek Mint Museum of Toys, Budha Tooth Relic Temple, dan Mount Faber. Sisi yang berbeda dari Singapura dan mungkin belum banyak orang Indonesia yang mengetahuinya.

Terkait wisata sejarah, menarik untuk membaca tulisan Susan Poskitt tentang Laos. Ternyata obyek wisata sejarah di Laos sudah menggunakan audio untuk membantu para wisatawan. Jadi, ketika kita datang kita diberikan semacam walkman.  Nanti ketika sampai di obyek tertentu, ada keterangan kita harus setel audio nomor sekian untuk mendengarkan dan merasakan lebih lanjut ;) Hal ini menarik dan menurut saya harusnya ada juga ya di museum-museum di Indonesia.

Hal yang tak kalah menarik tentu saja wisata di dalam negeri sendiri. Kisah perjalanan Prue di Morotai dan Jailolo (di manakah itu gerangan? yuk dibaca bukunya) serta Adis Takdos yang mengarungi Sumatra tak boleh untuk dilewatkan. Sementara kisah Priceless Penang yang ditulis Eka, menarik buat saya yang dari dulu penasaran, "Di Penang ada apaan sih?" :)

Juara di buku ini, menurut saya pribadi Shutter Love-nya Adis Takdos. Bukan perihal obyek wisata atau negara tujuannya, tapi lebih tentang caranya memanusiakan benda mati. :)) Maksudnya? Ah, baca sendiri :P

Hap! Itu saja pembahasan saya tentang The DestinASEAN. Menarik untuk dibaca, membuat saya pun gatal ingin menstabilo obyek-obyek wisata yang dibahas di tiap cerita. Kekurangan buku ini? Kurang berwarna, karena foto-foto disajikan dalam hitam-putih. Saya rasa itu terkait erat soal pertimbangan harga bukunya kali yah, soalnya cetak buku warna-warni itu harganya lumayan banget bok. :)))

PS: Di bagian belakang buku ini tergambar 11 siluet masing-masing penulis. Siapa yang mana? Hemm, sulit untuk ditebak juga. Saya agaknya yakin yang bergandengan tangan itu Adam dan Susan. Sementara yang paling kiri itu mungkin Prue, karena siluetnya mirip diver. :)