Friday, April 22, 2016
Friday, April 15, 2016
Sisi Barat Pariwisata Nusantara: Sabang, Aceh
Saya pribadi selalu punya rasa penasaran tersendiri dengan Aceh. Akrab disebut Negeri Serambi Mekkah, dengan keagungan Masjid Raya Baiturrahman. Belum lagi ditambah dengan Museum Tsunami Aceh, yang didesain oleh Walikota Bandung (tentunya semasa beliau belum jadi walikota), Kang Ridwan Kamil. Setiap baca blog tentang Museum Tsunami itu, makin penasaranlah saya. Tapi masalahnya.... Belum ada teman yang bisa diajak ke sana! Salah satu alasannya adalah penerapan Syariat Islam yang bisa dibilang ketat. Pasalnya, Aceh adalah satu-satunya provinsi yang menerapkan Qanun atau Peraturan Daerah berbasis Syariah. Jadilah temen-temen saya pada paranoid diajak ke Aceh.
Selain kota Banda Aceh, sebagai penggemar pantai tentu saja saya penasaran dengan Pulau Weh berikut pantai-pantai di sekitarnya. Menurut saya, Kota Sabang di Pulau Weh ini punya banyak aspek: mulai dari aspek sejarah/ historis, hingga aspek wisata bahari.
Siapa sih yang nggak kenal sama Tugu 0 Kilometer? Meski tidak betul-betul berada di kilometer nol Indonesia, tetapi Tugu 0 Kilometer ini adalah simbol sisi paling barat dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Barangsiapa berkunjung ke sini, niscaya boleh foto dan mendapatkan sertifikat kunjungan. Hihihi.
Sementara untuk wisata bahari, Aceh, secara khususnya Sabang dan Pulau Weh, punya keindahan pantai yang tidak kalah dengan bagian timur Indonesia. Setidaknya itulah yang saya lihat dari foto-foto. Mengingat saya tinggal di Jakarta, seharusnya biaya kunjungan ke Aceh tidak semahal ke Indonesia timur ya, hehe. Pengalaman snorkeling saya tidak terlalu banyak, namun beberapa yang berkesan adalah ketika liburan ke Kepulauan Derawan di Kalimantan Timur dan ke Tanjung Bira di Sulawesi Selatan. Snorkeling selalu membawa saya ke dunia yang lain: melihat pemandangan laut dengan berbagai karang dan biota lainnya, membuat saya merasa 'kecil' dan cuma butiran debu di semesta. Saya sangat penasaran untuk snorkeling di Pulau Rubiah atau di Pantai Iboih, nih. Pantai Anoi Hitam, Pantai Sumur Tiga, Pantai Gapang, sepertinya juga wajib untuk dikunjungi di samping Pantai Iboih.
Daaaaaan... Jujur saya baru tahu kalau ternyata pemerintah Aceh melalui Badan Pengusahaan Kawasan Sabang sudah rutin mengadakan festival tahunan yang dikenal dengan nama Sabang Marine Festival. Tahun 2016 ini, Sabang Marine Festival akan diadakan tanggal 26-30 April. Barusan saya ngubek-ngubek situsnya di sini. Sabang Marine Festival ini sepertinya keren banget dan saya jadi pengen berpartisipasi; mengingat banyak kapal yacht yang turut bersandar untuk mengikuti festival ini.
Kalau lihat dari itinerary-nya, saya sudah bisa membayangkan untuk melihat langsung acara kebudayaan Aceh. Misalnya tarian tradisional (Tari Saman kan ya, maksudnya?), lalu ada colossal dance, dan ada banyak permainan yang dapat diikuti oleh peserta Sabang Marine Festival ini. Jadi penasaran untuk ikut serta, deh: bertemu dengan sesama wisatawan dengan berbagai latar belakang, ikut festival ini bareng-bareng, lalu pulang dengan cerita yang tentunya pasti akan saya bagi untuk para pembaca blog saya. I've always wanted to explore new things, get to know new people, and get to learn more about life.
Penasaran kayak apa spesifiknya Sabang Marine Festival? Yuk simak video berikut:
Penasaran kayak apa spesifiknya Sabang Marine Festival? Yuk simak video berikut:
Friday, April 1, 2016
Zootopia: A Truly Metaphor
Everyone comes to Zootopia, thinking they could be anything they want. But you can't. You can only be what you are.
Judul: Zootopia
Sutradara: Byron Howard, Rich Moore
Pemeran: Ginnifer Goodwin, Jason Bateman, Idris Elba, Shakira
Durasi: 108 menit
**Spoiler Alert! (tapi karena gue udah yang paling telat nontonnya, kayaknya nggak ngaruh-ngaruh amat)**
Zootopia pada dasarnya adalah sebuah kota metropolitan dimana beraneka jenis hewan hidup dalam damai. Mereka adalah hasil evolusi, sehingga predator dan bukan predator pun dapat hidup dalam kebersamaan. Zootopia is the city center, yang dikelilingi oleh macam-macam daerah suburban, salah satunya: Bunnyburrow. Di Bunnyburrow, terdapat seekor kelinci bernama Judy Hoops (Ginnifer Goodwin), yang sejak kecil bercita-cita untuk menjadi polisi di Zootopia. She graduates top of her year, and that is when her real life started. Judy adalah satu-satunya kelinci di kepolisian; sementara lainnya adalah hewan-hewan besar yang intimidatif. Stereotip tentu selalu ada, apalagi terhadap kelinci kecil nan imut yang mau jadi polisi. Menolak diberikan pekerjaan sebagai polisi tukang tilang, Judy mengambil pekerjaan untuk mencari hewan yang hilang. Pekerjaan tersebut ternyata bagian dari kasus besar Zootopia. Judy tidak sendiri, ia bekerja sama dengan seekor rubah, Nick Wilde (Jason Bateman), yang stereotipnya: licik. Sanggupkah mereka berdua menyelamatkan chaos di Zootopia dari seekor serigala berbulu domba?
Sebetulnya gue hampir saja menghindar untuk nonton film ini. Meski ini persembahan dari Disney (my favorite!), namun trailer film ini -yang gue embed di atas- berhasil membuat gue eneg banget pengen nabokin Flash si kungkang tersebut, saking leletnya dia. Hampir aja layar komputer kantor kena getahnya. =))) Orang-orang melihat Flash si Kungkang sebagai daya tarik, gue waktu itu sih pas nonton trailernya malah major turn off. Tapi kan gue anaknya gampang terpengaruh, ya. Jadi pas banyak review bagus soal film ini tentunya akhirnya gue nonton juga!
Dan gak nyeseeeeel, mengejar film ini dari Senayan City sampai Lippo Puri! Film ini adalah metafora kehidupan manusia, dimana selalu ada stereotip kepada setiap orang. Dan karena stereotip itulah, kadang-kadang seseorang harus bekerja dua kali lebih keras untuk membuktikan dirinya tidak seperti stereotip yang ada. Judy si Kelinci, susah payah banget di akademi polisi, tapi karena kerja kerasnya malah jadi wisudawan terbaik. Oops, ternyata jadi wisudawan terbaik pun tidak membuatnya mudah di lapangan karena teman-temannya badannya 100x lipat lebih besar dari dia. Sebagian hewan pun pasrah dengan stereotip, seperti orang tua Judy yang pengen anaknya jadi petani aja kayak kelinci lain atau Nick si Rubah yang mengamini kalau rubah itu memang licik.
Pesan moral film ini sih: Be nice to everyone, you'll never know that someday your path and their path cross again. ;) Siapa yang sangka kan, Judy batal dibunuh oleh Mr. Big karena anaknya pernah ditolong sama Judy?
Teruuus, gue mau bahas tentang gambaran kota Zootopia. Plesetan-plesetan merek terkenal seperti Apple (logonya diplesetin jadi logo wortel yang digigit separuh), DKNY (diplesetin jadi DNKY dengan maskot keledai), Uber (diplesetin jadi Zuber), hingga artis terkenal di Zootopia namanya Gazelle lho (hello from the other side? :P). Entah mengapa yang memerankan Gazelle adalah Shakira, bukan Adele. Selain itu, ada salah satu adegan di filmnya mengenai penjual DVD bajakan. DVD bajakan yang dijual semuanya plesetan film Disney, seperti: Pig Hero 6, Floatzen, Wrangled, dan Wreck-it-Rhino. Tentu udah pada tau kan judul film aslinya apaan aja? Ini yang bikin seneng sih, jadi keliatan banget kalau penggambaran kota metropolisnya pun digarap dengan serius.
You don't want to miss this movie, it's very good and it's very relevant to our lives nowadays. Gue pun kadang tertampar-tampar nontonnya. Hihihi. That's it for now and I cannot wait for Finding Dory!