Sabtu, 6 Juli 2013 yang lalu... AKHIRNYA GUE IYC JUGA! Hahahaha.. IYC ini adalah sebuah kegiatan yang bertujuan untuk mengumpulkan anak muda Indonesia untuk berbagi masalah dan ide, meningkatkan kepedulian mereka terhadap isu-isu terkini serta meyakinkan masyarakat bahwa suara anak muda harus didengar dan ditanggapi dengan serius.* Acara ini kalau nggak salah udah terselenggara dari 2010 dan gue sempet pengen hadir di tahun 2011 tapi temen-temen pada cancel semua. In short, acara ini terdiri dari rangkaian seminar dengan berbagai tema yang dapat kita pilih sendiri. Gue dateng IYC 2013 ini sama Icha, temen sekampus anak FIB. Doi ternyata juga tertarik sama acara kayak gini. Kenapa oh kenapa kita gak kenal dari dulu ya, Cha? :))

Gue beli tiket all day (yang termasuk dengan makan siang dan sertifikat). Dari sekian banyak tema yang dapat dipilih... Gue akhirnya mengikuti tema Politik, Media dan Jurnalisme, Hukum, serta Surprise Session yang bertema sama dengan tagline IYC 2013: Saatnya Kita Beraksi. Di akhir hari, gue baru menyadari bahwa tema-tema yang gue pilih itu berkaitan erat satu sama lain; bahwa Media dan Jurnalisme dewasa ini sangat mampu untuk mempengaruhi Politik dan Hukum.

Selain seminar-seminar, di IYC juga ada pameran hasil karya gitu dan ini beberapa instalasi yang menarik perhatian gue:


POLITIK

Untuk bidang politik, seminarnya di sesi pertama. Jadi bayangkan Sabtu pagi yang seharusnya bebas dari pikiran-pikiran politis malahan diisi seminar tentang politik. Pangeran Siahaan yang menjadi moderator sesi ini, dan narasumbernya adalah Budiman Sudjatmiko dan Yoga Dirga Cahya. Sesi ini sangat tidak membosankan dan cukup bikin mata melek pagi-pagi. Ada hal menarik yang disampaikan Budiman Sudjatmiko, bahwa: "Untuk menjadi pemimpin yang baik, seseorang perlu empat hal: suka ide besar, mau bergaul dengan sesama, rajin berorganisasi, keinginan untuk berkuasa (secara positif tentunya)." 

MEDIA & JURNALISME
Sesi yang ini nggak ada fotonya dan somehow boring. Apakah karena pembicaranya berasal dari jurnalis cetak jadi kurang mampu untuk menyampaikan hal-hal secara verbal, atau ada hal lain entahlah. Ada pembicara yang merupakan host kondang juga sih, Charles Bonar Sirait. Secara keseluruhan sih, gue kurang merasa dapat insight dari sesi ini. Padahal gue sebenarnya sangat tertarik untuk berkecimpung di bidang ini.

HUKUM

Kalau sesi yang ini sih.... Berasa kuliah banget HAHAHA. Bang Taufik Basari menjelaskan mengenai terbentuknya hukum (teori kontrak sosialnya Locke) sampai mengenai keberlakuannya. Beliau juga bahas soal HAM. Sementara pembicara satunya, Bapak Da'i Bachtiar (eks-Kapolri) lebih membahas ke aspek praktisnya. Meskipun berasa kuliah, rasanya tetap menyenangkan ya. Itung-itung refreshing mata kuliah yang udah bertahun-tahun lalu diambil di kampus. 

SURPRISE SESSION!

Sesuai dengan namanya, sesi kejutan ini tidak kita ketahui siapa pembicara dan apa tema yang akan dibahas sebelum acara. Bener-bener baru tahu pas udah duduk rapih dan sesi ini dimulai. Ternyata pembicaranya adalah Handry Satriago (CEO GE Indonesia), Ade Rai (Binaragawan), dan Adhyaksa Dault (eks-Menpora RI). Super surprise session, IMHO. So insightful too. Handry Satriago tidak lama mengisi sesi tersebut, tetapi beliau menyampaikan beberapa kisah yang sangat menarik serta menginspirasi. Selain itu, beliau juga menyampaikan Surat Untuk Pemimpin yang isinya super-duper-keren. Sementara Ade Rai banyak membahas soal pentingnya kesehatan dalam beraktivitas. Kemudian Adhyaksa Dault, ternyata orangnya sangat jenaka ya! Rasanya kayak nonton stand up, meskipun sebenarnya banyak makna tersirat yang beliau sampaikan.


Secara keseluruhan, gue senang berpartisipasi dalam IYC tahun ini sebagai peserta berbagai seminar tersebut di atas. Di akhir hari, dari hasil sesi-sesi yang telah gue ikuti, gue menyadari bahwa musuh dari orang baik itu bukanlah orang jahat; tetapi orang-orang yang tidak peduli. Gue pribadi sangat menyadari bahwa gue salah satu bagian dari orang-orang tidak peduli (apalagi soal politik dan kasus hukum!), tapi dengan ikut IYC ini... Sepertinya gue juga engga se-ignorant itu kok ya. :)) Dan gue tidak pernah pesimis untuk Indonesia. :)

Terima kasih untuk panitia atas terselenggaranya acara yang super ini dengan baik, terutama manajemen ticketing-nya yang luar biasa. Nuker tiketnya antre kayak di Dufan, tetapi cepet banget kok jadi nggak berasa. Begitupun juga dengan penukaran makan siang dan sertifikat. Sigap banget. Tentu saja acara ini tidak terlepas dari kekurangan juga. Gue pribadi sangat menyayangkan minimnya sesi tanya-jawab antara peserta dengan pembicara. Di sesi Politik cuma diberi kesempatan untuk 3 orang, sesi Media Jurnalisme tidak sama sekali, dan di sesi Hukum cuma untuk 3 orang penanya. Panitia mulai acara telat, tapi pengen kelarnya on time itu pegimana deh. Jika selesainya molor pun dan motong waktu break, gue rasa peserta juga tidak berkeberatan karena memang banyak yang ingin bertanya. Dan acara ini nama belakangnya masih Conference, kan? Hopefully, di tahun-tahun mendatang semoga waktu sesinya bisa lebih panjang (meski dengan risiko bidang seminarnya lebih sedikit) supaya pembicara dan peserta bisa lebih banyak berinteraksi.

Dan oleh karena gue tidak mendapat kesempatan bertanya ke Bang Taufik Basari kemarin....
Mari kita renungkan bersama saja pernyataan dan pertanyaan ini:
"Saat ini, masyarakat banyak yang awam terhadap hukum. Belum lagi media yang cenderung judging sehingga mencitrakan hukum itu buruk. Bagaimana memulihkan citra hukum, bagaimana membuat masyarakat tidak apatis lagi, dan langkah konkret apa yang dapat dilakukan pemuda (baik yang paham hukum maupun tidak)?"


Catatan kaki:
* definisi dan tujuan IYC diambil dari Buku Program IYC 2013.