Gambar diambil dari salah satu brosur penginapan

Masih tentang Makassar Trip... Kali ini waktunya keluar dari kota Makassar! Gue sebenarnya punya keinginan untuk menjelajah daerah utara propinsi ini (Tana Toraja) dan selatannya (Tanjung Bira). Akhirnya yang terwujud hanyalah ke Tanjung Bira saja. Mungkin lain kali bisa ke Tana Torajanya. Tanjung Bira ini masih merupakan bagian dari Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Gue sih mengatakannya ya, southest point of South Sulawesi.

Kenapa Pilih Tanjung Bira sebagai Destinasi?
Karena... Ini... 

Silakan diperbesar, cek gradasi warna lautnya

Lansekap Pantai Bira, silakan diperbesar

KECE KANNN. Dan selain Pantai Bira, kalau niat menyusuri jalan setapak dan berbatu... Kita bisa menemukan Pantai Bara. Buat gue, Pantai Bara itu hidden paradise. Indah banget dan serasa pantai pribadi karena gak banyak orang di sana.

Pantai Bara

Kedua pantai punya pasir yang sejenis. Halus sekali seperti bedak, dan kalau kita jalan di atasnya... Si pasir nggak masuk-masuk ke sendal. Kalau bertelanjang kaki, lari-lari di atas pasirnya fun banget. Empuk, sehingga kaki kita nggak terlalu nyetak di pasirnya.

Bagaimana Akomodasi dan Transportasinya, Lynn?
Jarak Makassar-Tanjung Bira itu kurang lebih 230-an kilometer (kurang lebih kayak Jakarta-Sukabumi kali yah). Jalannya lumayan bagus, sayangnya minim penerangan (makin dekat ke Tanjung Bira, makin kagak ada lampu di jalannya) jadi kalau ke sini usahakan sampai sebelum gelap. Transportasinya bisa pakai bus menuju Pulau Selayar, nanti tinggal minta turun di pelabuhan feri. Atau bisa juga sewa mobil. Waktu yang ditempuh kurang lebih 3-5 jam ya, tergantung mampir-mampirnya dan kecepatan moda masing-masing.


Foto di atas adalah pemandangan yang disuguhkan sepanjang perjalanan. Mulainya kurang lebih di Jeneponto, nah sampai Bulukumba pemandangannya mayoritas sawah begini. Di baliknya sawah ada lautnya lho. Gile abis, dan ada satu spot di perjalanan di mana lo bisa melihat sawah dan lautnya sekaligus dengan jelas. Super cool!

Untuk akomodasi, semua tergantung budget! Mau yang super mewah dan hedon, bisa ke Amatoa Resort. Keren banget memang tempatnya. Untuk yang budget-nya minim, banyak guesthouse yang disediakan kok. Kisaran harganya pun beragam, mulai dari seratus ribuan per malam untuk solo traveler. Waktu gue ke sana (pas bulan puasa), gue nginep di Wisma Bahari Indah (hasil nawar dengan bahasa lokal: Rp575.000 untuk dua malam). Modelnya kayak kamar kos gitu, dengan fasilitas: dua kasur busa yang masing-masingnya muat dua orang, televisi serta kamar mandi yang airnya jalan terus.

Water Activities
Di Pantai Bira, ada banana boat! Hal yang paling penting untuk diketahui adalah.... Banana boat-nya kisaran Rp 100.000-150.000 per BOAT, bukan per orang kayak di Bali. Gue gak sempat main sayangnya :(

Selain naik banana boat, kita bisa naik kapal menuju Pulau Liukang atau Pulau Kambing! Pulau Kambing letaknya agak jauh, jadi gue ke Pulau Liukang saja dengan... Rp200.000 bolak-balik. Perjalanannya... Ombang-ambing karena arusnya keras. Mungkin karena udah termasuk ke perairan nusantara/ perairan pedalaman kali ya (lupa deh kalau di Deklarasi Djuanda namanya apa hihi~), entah Laut Flores atau Laut Banda lah gitu (habis ngecek peta). Pasir di Pulau Liukang kasar karena banyak karang mati yang sudah hancur terdampar di situ. Tentunya, aktivitasnya adalah snorkeling!

Segitunya tuh kemiringan kapalnya :))

Ternyata, spot paling bagus buat snorkeling adalah... di tengah laut. Iyes, yang arusnya deras itu. Gue gak bisa berenang, takut kebawa arus, dan punya panic attack kalau gak bisa nyentuh dasar dari suatu perairan. Kelar sudah di situ =)) Nyoba sih turun ke laut dan lihat-lihat ke bawah.. Bagus banget memang, tapi ya itulah gue gak bisa ngambil foto underwater karena sibuk pegangan sama tangga kapal. :| Jadi... Ini foto sepupu gue:

Bangke abis, dia sampai bisa akrobat di laut -_- #iri

Other Things

Another must visit place if you go to Tanjung Bira. Tempat pembuatan kapal phinisi! Pas keliling-keliling gue tidak menemukan yang ukurannya super besar, tapi yang di foto itu udah lumayan besar kok. Kapal phinisi itu biasanya pesenan dari luar negeri, dibuat di sini. :) Kayunya entah dari kayu apa, tapi sepenglihatan gue kayu-kayunya itu sangat lentur dan mudah dibentuk. Harga kapal phinisi yang besar sih gue gak kebayang (dan gak mau ngebayangin juga), karena kalau sewa aja setau gue bisa 7 jutaan per hari. Hahaha.

Oh iya, pas di sekitaran Bantaeng, sempat nemu ini dan teringat pada Burj Khalifa / Burj Al-Arab:

Yang biru. Mirip kaaaan?

Oke. Jadi, meskipun perjalanannya udah jauh.... I really don't mind coming back here. :) Buat penyuka pantai, Tanjung Bira ini sayang untuk dilewatkan. Hopefully, pas balik ke sini nanti ada rezeki jadi bisa nginep di tempat yang hedon.... dan sudah bisa berenang. *kemudian tertawa hampa*