Barusan gue nulis lumayan panjang, tapi akhirnya gue putuskan untuk diedit, disaring, dan ditulis kembali aja. Belakangan ini gue banyak kepikiran soal obsesi anak-anak generasi Millennials seumuran gue dalam pekerjaan. Barusan sih gue nulisnya dalam bentuk essay, tapi mari coba gue sarikan dalam bentuk quote yang lumayan hakjleb.


"Do not compare your chapter one to somebody else's chapter twenty-one."

Salah satu quote yang selalu gue ingat tiap baca artikel/ biografi tentang orang-orang sukses di Indonesia. Suksesnya mereka di bab dua puluh satu tentu didahului dengan perjuangan dua puluh bab dahulu, kan? 


"You're not that special."

Udah jamak ya, kayaknya, stereotip angkatan Millennials yang haus pengakuan, ambisius, dan gak sabaran? Gue mendapati artikel ini hampir 100% benar adanya dan bagus untuk dibaca buat refleksi diri. Lower your expectations, admit that everybody else might be as capable as you are



Words from Edward Suhadi. Sudahlah nggak usah sering-sering ngeliat orang lain, fokus aja untuk meningkatkan kapasitas diri.



Yak, artikel ini juga bagus banget buat dibaca anak-anak Millennials yang mungkin sulit untuk berhenti memantau media sosial (LinkedIn pada khususnya) untuk melihat apa yang sedang dilakukan teman-teman sebayanya. Dua paragraf pertamanya aja sudah sangat merefleksikan. Hihihi.

Gue sendiri harus mengakui bahwa kadang gue berpikir, "Njir, udah dua tahun sejak lulus S1. Gue di mana nih sekarang? Masih gini-gini aja?" Seperti itulah kurang lebih. Gue sendiri harus mengakui bahwa buat mengembangkan karir kayaknya waktunya belum sekarang, karena masih sambil kuliah S2. Dan beruntung pula teman-teman terdekat gue adalah sesama masih mencari jati diri dan sesama  masih berjuang menyelesaikan pendidikan (tapi mereka pada kuliah kedokteran :P). 

Jadi....

Lemesin ajalah, shay.