"You're Spider-Man, and I love that. But I love Peter Parker more."


Judul: The Amazing Spider-Man 2
Sutradara: Marc Webb
Cast: Andrew Garfield, Emma Stone, Jamie Foxx, Dane DeHaan
Durasi: 142 menit

Masih ingat ending The Amazing Spider-Man? Peter Parker (Andrew Garfield) berjanji kepada ayah Gwen Stacy untuk menjauhi Gwen (Emma Stone). Di sekuelnya, Peter tentu saja tetap dekat dengan Gwen namun bayang-bayang wajah ayah Gwen terus menghantui Peter hingga akhirnya Gwen muak akan hal itu. His greatest battle begins, begitulah tagline dari film ini yang mampu menggambarkan keseluruhan cerita. Perihal menjadi Peter Parker yang ordinary, atau menjadi Spider-Man yang extraordinary melindungi warga New York.

Harry Osborn (Dane DeHaan), sahabat lama Peter, menjadi CEO Oscorp seketika setelah ayahnya, Norman Osborn meninggal dunia. Penyakit keturunan adalah penyebabnya, sehingga Harry menjadi khawatir dirinya akan mengalami hal yang sama. Satu hal yang diketahuinya: darah Spider-Man mungkin dapat menyelamatkan nyawanya kelak.

Ancaman terbesar New York (dan Spider-Man) kali ini adalah Electro (Jamie Foxx), sosok yang tercipta dari gigitan belut listrik rekayasa Oscorp. Adalah Max Dillon, teknisi listrik Oscorp yang tercemplung ke kolam belut listrik itu ketika memperbaiki aliran listrik Oscorp. Max adalah orang yang terasing, dianggap invisible oleh orang-orang Oscorp; sehingga haus akan keinginan untuk dianggap ada. Menganggap Spider-Man menjebak dirinya ketika pertama kali menampakkan diri di Times Square, Electro yang dulunya adalah fans Spider-Man berbalik menjadi muak dan ingin menghabisi Spider-Man. 

Sementara Gwen sendiri akhirnya menghubungi Peter kembali untuk mengabarkan kemungkinan dirinya akan mendapatkan beasiswa di Oxford dan berangkat ke Inggris. Ketika itu, Peter baru saja menemukan alasan kenapa dia bisa menjadi Spider-Man berkat barang-barang peninggalan ayahnya. Gwen berhasil memperoleh beasiswa tersebut dan dalam perjalanannya ke bandara, pertempuran terjadi antara Spider-Man dan musuh(-musuhnya). Surprisingly, Spider-Man ternyata tidak dapat menyelamatkan seluruh masyarakat New York.


Okay, that was the plot. Banyak banget ya. Dari awal sampai pertengahan filmnya bisa dibilang agak membosankan. Gue udah gelisah di pertengahan film, takut-takut filmnya membosankan sampai akhir. Battle-nya seru, dan ending-nya unpredictable untuk orang-orang yang belum baca komiknya (atau belum denger spoiler-nya). Bagian paling menyenangkan dari film ini adalah chemistry Andrew Garfield dan Emma Stone yang terbangun dengan sangat baik (jadinya uwuwuw uwuwuw banget gitu deh!). Sementara bagian yang kurang menyenangkan adalah (well I don't know how Spider-Man is in the comic) gayanya Spider-Man yang tengil abis. Karena buat gue, tengil is Iron Man's middle name. :))

PS: Seperti biasa, jangan lupa temukan Stan Lee di film dan pantengin after credit scene! Ada Jennifer Lawrence, lho!