Judul: NGENEST: Ngetawain Hidup Ala Ernest
Penulis: Ernest Prakasa
Penerbit: Rak Buku, 2013

Ernest Prakasa adalah komika tunggal yang terkenal berkat kompetisi Stand Up Comedy Indonesia yang ditayangkan di salah satu kanal televisi swasta Indonesia. Buku ini bukanlah bukunya yang pertama, namun saya memang belum membaca bukunya yang pertama itu. Buku NGENEST ini bercerita tentang keseharian Ernest sebagai WNI keturunan Tionghoa sejak masih kecil hingga sekarang sudah beristri dan beranak satu; yang tentunya disampaikan dengan jenaka.

Hal yang paling menarik dari buku ini sesungguhnya adalah pemilihan warna dan ilustrasi dalam buku yang digarap oleh Indra Fauzi. Pemilihan warna hitam, putih, dan biru sangat pas dan menarik untuk dilihat. Untuk sampul buku, not bad lah. 

Sementara untuk isi dari buku ini sendiri, banyak (atau malah hampir semua) berasal dari lawakan yang sudah ia sampaikan di panggung sebagai seorang komika. 

Meskipun saya belum menonton seluruh lawakan yang sudah Ernest sampaikan di panggung, tapi saya langsung ngeh bahwa saya sudah pernah menonton/ mendengar apa yang saya baca ini. Mungkin ini preferensi pribadi, namun jujur saja, Ernest lebih piawai menyampaikannya lewat Stand Up Comedy. Saya sukses tertawa ketika menontonnya di layar kaca, tapi ketika membaca bukunya ada 'rasa' yang hilang. Mungkin itu mimik wajah, ya. :)) Memang harus diakui juga, menulis buku adalah hal yang (setidaknya menurut saya) berbeda dengan menulis skrip lawakan. Cerita dalam buku perlu dituturkan secara lebih rinci penggambarannya, berbeda dengan lawakan yang nantinya akan dibantu oleh mimik wajah dan cara bertutur sang komika. Misalnya saja dalam bab Umi, Sang Baby Sitter. Tentang homofon antara boneka Syarifudin dan Sheriff Woody. Saya tertawa tanpa henti ketika menonton lawakan ini di televisi, tapi tetap gagal tersenyum ketika dituturkan dalam bentuk tulisan.

Namun demikian, tetap saja ada beberapa lawakan yang tersampaikan baik dan bikin saya senyum-senyum, yakni bab berjudul Koh Ahok Jagoanku dan Romantika SD. Ternyata saya juga pernah mengalami masa-masa bikin tulisan makan tempat di buku diari teman: 'Salam Manis Selalu untuk Kawanku.'*


Catatan kaki:
*) Gue SD tahun 1998-2004. Gak setua yang kalian bayangkan, wey.