14 Desember! Tepat setahun lalu gue mengawali kepindahan gue di blog ini. Dalam kurang lebih 52 minggu, dengan post ini tepat ada 35 posts. Lumayanlah ya untuk memenuhi resolusi kembali rajin menulis lagi! Semoga tetap dapat terus menulis di blog ini seterusnyaaa... Happy first anniversary, subter sidera! *tebar-tebar confetti*

Anyway, ternyata Rabu lalu adalah hari terakhir kuliah di semester 7. Ngga sih, ngga ada perasaan sedih atau gimana. Biasa aja. Tapi ya, seperti semester ganjil di kampus pada umumnya, emang rasanya selalu cepat sih. Dan 3,5 tahun kuliah rasanya cepat yah :)) Semoga semester ini semester terakhir untuk S1 gue, kalau bisa. Menambah 1 semester = menambah biaya. So far, skripsi sudah hampir selesai. Lagi punya revisian (tapi belum dibenerin) dan lagi nunggu koreksian dari dosen pembimbing. Moga-moga nanti koreksiannya nggak banyak. *crossing fingers*

Mulanya gue gak sadar kalau Rabu lalu itu hari terakhir kuliah, sampai diajak foto sama Rosi dan Momon:

Adek gue belakangan ini (dari dulu sih sebenarnya) lagi senang crafting. Bermula dari nimbrung dia nontonin video D.I.Y di Youtube, gue jadi ikutan bantuin dia buat deh:

Buku catatan mini dan pembatas buku pensil! Namanya Galaxy Notes karena sampul depannya itu kayak galaksi kan warnanya (motifnya lagi happening, sampe sepatu dan topi juga kayak gitu). Sampulnya itu dibuat manual lho sama adek gue dari HVS putih yang dicat dan diciprat-ciprat cat air :)) Rencana craft berikutnya adalah pembatas buku (lagi)! Nanti kalau udah jadi gue pajang lagi di sini!

Catch you later! ^^

Katniss: "Any last advice?"

Haymitch: "Stay alive."

Judul: The Hunger Games: Catching Fire

Cast: Jennifer Lawrence, Josh Hutcherson, Liam Hemsworth, etc.

Durasi: 146 menit

Produksi: Lionsgate

Setelah memenangkan kompetisi Hunger Games yang ke-74, Katniss dan Peeta melakukan victory tour ke berbagai distrik. Seperti yang telah terlihat juga di film sebelumnya, Katniss dan Peeta ini ceritanya lovebirds, tapi itu hanya on camera aja. Warga di berbagai distrik tersebut melihat kemenangan mereka berdua sebagai tanda untuk pemberontakan terhadap Capitol. Tentu saja itu bukan pertanda bagus, mengingat Capitol tetap mau berkuasa atas distrik-distrik itu. Akhirnya di Hunger Games ke-75 diadakanlah Quarter Quell, dimana pesertanya adalah pemenang-pemenang Hunger Games sebelum-sebelumnya dari masing-masing distrik. Berhasilkah Katniss kembali memenangkan Hunger Games ke-75 ini dan akankah pemberontakan terhadap Capitol terjadi?

Tentang Keseluruhan Filmnya 

Bagus! 8 dari 10, deh. The outfits were awesome, the effects are pretty good. Gue memang belum baca bukunya sih, tapi secara garis besar masih bisa ngikutin filmnya meski ada beberapa plot-hole.

Gue agak ga bisa terima ketika seluruh peserta Quarter Quell udah mengeluarkan berbagai alasan dengan tujuan supaya acaranya bisa dibatalkan saja, tapi ternyata the show still goes on. Seharusnya, ada scene yang menjelaskan mengenai kenapa Quarter Quell tetap diadakan (titah dari President Snow atau apa kek), mengingat alasan-alasan mereka terutama alasannya Peeta itu cukup kontroversial. 

Selain itu, kekosongan plot ada lagi di menjelang akhir film. Johanna dan Peeta ditahan oleh Capitol, Katniss-nya enggak karena pelacak yang ditanam di badan Katniss udah dikeluarkan oleh Johanna. I mean, itu kenapa si Johanna gak keluarin pelacak dirinya sendiri cobaaaa?

Mungkin nanti gue perlu baca bukunya untuk tau lebih lanjut :))

Tentang Aktor-Aktrisnya

Jennifer Lawrence... Err, actually I am not a fan of her. Tapi rasa-rasanya, ya dia emang pas aja gitu memerankan Katniss. Cakep banget enggak, jelek juga enggak. Sempet ngebayangin gimana kalau Emma Watson aja yang jadi Katniss, tapi kayaknya gak pantes karena Emma terlalu cakep. :)) Sosok tangguh tapi rapuh yang ada di diri Katniss, udah diperankan baik oleh Jennifer Lawrence. She won an Oscar, remember? :))

Gue masih agak kurang sreg sama tokoh Effie Trinket yang diperankan Elizabeth Banks. Di film yang pertama, itu keren. Di film yang ini, agak kurang 'unik' gimana gitu. Peran ini menurut gue akan dibawakan dengan baik oleh Helena Bonham Carter, yang emang spesialis peran-peran unik dengan kostum yang unik pula (ingat: Alice in Wonderland).

Secara pribadi.... Suka sekali sama aktingnya Jena Malone as Johanna Mason dan Phillip Seymour Hoffman as Plutarch Heavensbee. Pas banget. :D

Tentang Cinta Segitiga

Adegan awal film ini ditandai dengan masih terbayang-bayangnya Katniss terhadap kompetisi Hunger Games itu sendiri. Rasa trauma habis membunuh orang buat survive itu masih terus ada. Gale (pacarnya Katniss off camera) berusaha terus menenangkan Katniss, meskipun dia sebenernya dongkol juga itu si Katniss mesra-mesraan ama Peeta. Katniss sendiri meyakinkan Gale bahwa antara dia dan Peeta itu gak ada apa-apa, dia cuma ngelakuin itu supaya tetep survive. Katniss sendiri udah memberi tanda ke Peeta bahwa hubungan itu akting aja, sementara Peeta tentu sajaaaaah... Ngarep sama Katniss.

Ya, awalnya gue percaya ajalah ya si Katniss ini anak baik-baik dan setia.... Pas Gale dicambuk orang Capitol pun, Katniss senantiasa menjaga... Kemesraannya sama Peeta ya on camera aja. Tentu saja pemirsa, si Katniss tidak seperti itu. Off camera, tetep ajalah ya itu mereka peluk-pelukan menjelang mau bobok. Puncak kekesalan gue: pas adegan Peeta ngasih liontin yang ada foto Gale-nya, supaya Katniss tetap bertahan jadi juara dan gapapa si Peeta aja yang mati. Katniss bilang apa? "I need you," terus dicipok juga dah itu si Peeta. Mbak mbak, itu depan sampeyan ada foto pacar sampeyan mbaaaak.... :|

Gue sih tetap berharap supaya in the end si Katniss bakalan ama Gale yak, kasian itu si Gale makan ati begituh. :')

Kesimpulan: Another Edward-Bella-Jacob love triangle. -___-"

Tentang Kostumnya

Ini dia, bagian yang paling gue suka dari film ini terutama gaun-gaunnya! Salah satunya adalah wedding dress-nya Katniss yang dirancang oleh desainer Indonesia Tex Saverio:

Can't wait for The Hunger Games: Mockingjay Part 1 and 2 (Nov 2014 and Nov 2015)!

Judul: The DestinASEAN

Penulis: Adam & Susan Poskitt, Adis Takdos, Ariev Rahman, Dendi Riandi, Eka Situmorang-sir, Marischka Prudence, Oryza Irwanto, Puti Karina, Roy Saputra, Venus

Penerbit: B-first, Juli 2013

Buku ini saya beli ketika awal-awal banget keluar, mungkin sekitaran akhir Juli-awal Agustus gitu. Sudah dari lama mau diresensi, namun apa mau dikata baru kelar dibaca sekarang :)) Bacanya dicicil-cicil gitu, per beberapa kisah, ya maklumin aja ya kan mahasiswa tingkat akhir *plak* Jadi mari langsung saja ke resensinya....

Oh iya, pertama-tama saya sebenarnya nggak terlalu suka baca buku yang ditulis borongan sama banyak penulis karena jadi terlalu banyak gaya penulisan (yang tentunya ada yang saya suka dan nggak suka). Buku ini tetap diputuskan untuk dibeli karena beberapa alasan: Pertama, saya udah baca beberapa buku nonfiksinya Roy Saputra (dan blognya juga sejak 2008) dan saya suka gaya bahasanya. Kedua, saya juga udah mengikuti blognya Marischka Prudence dari awal banget. Kita tau bersama bahwa Prue juga sempat jadi wartawan, jadi saya pribadi sih nggak meragukan kemampuannya bertutur. :) Ketiga, tema besar dari buku ini yakni menjelajah kisah di 10 negara anggota ASEAN. Belakangan ini tema traveling atau jalan-jalan bener-bener lagi hits. Saya pun terbawa arus untuk baca blog atau beli buku yang berkenaan dengan hal tersebut. Ujung-ujungnya, tentu saja jadi pengen jalan-jalan juga. :))

Banyak hal yang dibahas oleh 11 penulis tersebut. Buku inipun terbagi menjadi beberapa subbab: People-Culture, City, History, dan Nature. Menurut saya, mereka mempunyai perspektif berbeda terhadap negara-negara yang mereka kunjungi dan sebagian berhasil menceritakannya dengan baik. 

Siapa yang sangka, kalau di Singapura juga ada gunung? Saya pun tidak menyangka. Selama ini kita memandang Singapura sebagai tujuan wisata berbelanja atau nonton konser kan, bukan tempat wisata alam. Saya sendiri baru sekali ke sana, pengen balik lagi alasannya hanya untuk ke USS aja. Habis itu gak balik-balik lagi nggak masalah :)) Tapi, di buku ini ada kisah dengan obyek Mint Museum of Toys, Budha Tooth Relic Temple, dan Mount Faber. Sisi yang berbeda dari Singapura dan mungkin belum banyak orang Indonesia yang mengetahuinya.

Terkait wisata sejarah, menarik untuk membaca tulisan Susan Poskitt tentang Laos. Ternyata obyek wisata sejarah di Laos sudah menggunakan audio untuk membantu para wisatawan. Jadi, ketika kita datang kita diberikan semacam walkman.  Nanti ketika sampai di obyek tertentu, ada keterangan kita harus setel audio nomor sekian untuk mendengarkan dan merasakan lebih lanjut ;) Hal ini menarik dan menurut saya harusnya ada juga ya di museum-museum di Indonesia.

Hal yang tak kalah menarik tentu saja wisata di dalam negeri sendiri. Kisah perjalanan Prue di Morotai dan Jailolo (di manakah itu gerangan? yuk dibaca bukunya) serta Adis Takdos yang mengarungi Sumatra tak boleh untuk dilewatkan. Sementara kisah Priceless Penang yang ditulis Eka, menarik buat saya yang dari dulu penasaran, "Di Penang ada apaan sih?" :)

Juara di buku ini, menurut saya pribadi Shutter Love-nya Adis Takdos. Bukan perihal obyek wisata atau negara tujuannya, tapi lebih tentang caranya memanusiakan benda mati. :)) Maksudnya? Ah, baca sendiri :P

Hap! Itu saja pembahasan saya tentang The DestinASEAN. Menarik untuk dibaca, membuat saya pun gatal ingin menstabilo obyek-obyek wisata yang dibahas di tiap cerita. Kekurangan buku ini? Kurang berwarna, karena foto-foto disajikan dalam hitam-putih. Saya rasa itu terkait erat soal pertimbangan harga bukunya kali yah, soalnya cetak buku warna-warni itu harganya lumayan banget bok. :)))

PS: Di bagian belakang buku ini tergambar 11 siluet masing-masing penulis. Siapa yang mana? Hemm, sulit untuk ditebak juga. Saya agaknya yakin yang bergandengan tangan itu Adam dan Susan. Sementara yang paling kiri itu mungkin Prue, karena siluetnya mirip diver. :)

Waiting has always been a problem for us, especially when we wait for the boarding time at the airport. Some people spend their waiting-to-board time with sleeping, or eating in lounge/ cafeteria, or simply do the sitting-and-tweeting. I had a different experience on spending my waiting-to-board time at Changi Airport, by visiting their aviation galleries. I kinda like to call this post with "What To Do When You Got Nothing To Do: Changi Airport." :)) So yes, here are some photos of Changi Aviation Gallery.

Acara ini diselenggarakan di Monumen Nasional, 3-7 Oktober lalu. Gue datang pas tanggal 5 Oktober, bertepatan dengan hari TNI... Jadi, tank Leopard yang baru itu ndak ada di Monas-nya karena dipakai buat upacara di Halim. Banyak banget hal-hal lain yang ada di sana selain foto-foto di atas: tank, meriam, miniatur model beberapa pesawat, peluru dan senjatanya. Ada juga hal-hal yang super informatif ala-ala museum kayak penjelasan tentang pangkat di TNI AD, lalu kostum perangnya mereka, divisi-divisi (?) yang ada di TNI AD, dan lain-lain! :)

Gue sempat baca beberapa berita, yang pada intinya bilang bahwa alutsista TNI yang dipamerkan ini sudah uzur banget... Tapi karena gue belum pernah ke acara seperti ini sebelumnya, it was a nice experience! 

Foto di atas diambil pada hari-H ulang tahun gue, 25 September 2013. Itu bando pita Minnie Mouse dipinjamkan oleh pihak Holycow! CAMP Bonjer (Kebon Jeruk). Jadi, kalau hari tersebut adalah ulang tahun kita, kita bakalan dapet free Wagyu dari Holycow! Syaratnya, harus pakai aksesoris di kepala. Awalnya gue dikasih crown princess gitu, tapi nyokap gue langsung request mau yang pita bola-bola. :))

So, welcome to the legal age, self!

Harapannya apa yah... Semoga yang baik-baik ke depannya, skripsi lancar dan bisa wisuda Februari mendatang. Tapi yang terpenting sih, gue tetep ingin dapat merasakan kebahagiaan baik di saat-saat tersulit sekalipun. Kurang-kurangi mengeluh dan work hard! :)

Tahun ini, gue kembali ikutan seleksi Olimpiade Ilmiah Mahasiswa Quiz (OIM Quiz) untuk ketiga kalinya. HAHA. Nggak ada kapoknya ya, soalnya gue pribadi merasa belum tuntas gitu dan belum mencapai harapan tertinggi.

Flashback dulu ke 2011, OIM Quiz pertama gue. Ceritanya ada sedikit di sini. Secara garis besar, OIM Quiz ini adalah kuis sejenis Siapa Berani gitu (jawab-jawab trivia). Gue bisa lolos ke tingkat universitas (battle antarfakultas) karena beruntung. Waktu itu, jatah kursi 15 orang tapi tiap angkatan wajib diwakili minimal 2 orang. Angkatan gue sebenarnya gak ada yang masuk 15 besar namun karena ketentuan tersebut, 2 orang yang tertinggi nilainya di angkatan gue ditarik deh. Kami datang sebagai juara bertahan (tahun 2010 sukses dapat medali emas), namun kurang beruntung di tahun 2011: gagal lolos kualifikasi.

Still, it was the best OIM Quiz I had joined so far. Seleksinya luar biasa menyenangkan. Sekitar 60-an orang diseleksi secara bersamaan tapi memperjuangkan dirinya sendiri. Ada babak yang isinya kita cuma jawab soal secara tertulis lalu dibahas... Dan babak yang paling seru adalah babak tebak angka. Jadi kayak nebak tinggi suatu gedung gitu, yang paling mendekati yang dapat poin tertinggi. Itu udah ampe naik-naik ke kursi kalau jawabannya bener/ mendekati bener. :)) For me, cara seleksi seperti itu deh yang paling fair untuk menentukan siapa yang benar-benar kompeten.

Kenapa demikian? Karena gue merasakan cara seleksi dua tahun belakangan ini kurang fair untuk menentukan siapa yang qualified buat maju ke tingkat universitas. 2012 dan 2013, seleksi diadakan untuk menentukan siapa yang berhak mewakili angkatan.10 orang (tahun 2012) dan 15 orang (tahun 2013) gitu yang tertinggi nilainya di angkatan, terpilih untuk menjadi wakil angkatan. Lalu antar angkatan dipertemukan dalam clash of class. Ala-ala battle antarfakultas di tingkat universitas gitu deh, tapi ini antarangkatan di FH aja. Penentuan siapa yang menjadi wakil dari tiap angkatan untuk mewakili fakultas di tingkat universitas? Dilihat dari keaktifan selama clash of class. Pfffft.

Ada hal lain juga sih yang bikin ga sreg sama clash of class. Angkatan gue kok rasanya gak pernah mujur. :)) Tapi ya sudahlah, toh we had the fun.

Jadi, wakil fakultas itu jumlahnya proporsional: tiap angkatan ada sekitar 3-4 orang gitu. Mungkin maksudnya memang buat regenerasi, nambah pengalaman anak-anak baru. But if you really want the gold, get the bests. Haha, mungkin pernyataan itu agak invalid. Tahun 2011 itu isinya the bests, tapi gagal lolos kualifikasi. Sementara tahun 2012, we got the bronze medal.

Masih ada luka terpendam sih itu tahun 2012... Di babak seleksi individu, ada soal yang harus dijawab secara individual tertulis untuk menentukan seorang wakil fakultas yang akan maju ke depan buat battle. Setau gue sik hampir setiap fakultas udah kongkalikong internal mereka untuk berencana majuin seseorang ke depan. Jadi biar yang terbaik yang maju mewakili fakultas. Di tim FH sendiri kami udah plan buat memajukan seorang senior 2009 gitu kan.. yang emang luar biasa jeniusnya. Tapi itu gagal karena dia ada jawaban yang salah. Karena sistemnya tertulis, yang tercepat dan tertepat ngumpulinnya yang dipilih. Di bawahnya senior 2009 itu adalah.... junior 2012. Jadi dia yang mewakili FH untuk battle, fakultas lain ampe syok "Hah mereka (FH-red) majuin maba?" Ya iya sih endingnya dapet perunggu...

Tapi gue sih ga bakal lupa sama junior 2012 lain yang nepis tangan gue pas gue mau ngumpulin kertas gue di bawahnya senior 2009 itu...... Hahaha. I should have come front and got the silver, dek. Asli lho masih kesel sampai sekarang :''')) Dengan level soal tahun lalu itu, gue yakin bisa bawa fakultas gue dapetin perak. Oke soal medali urusan belakangan, ta-tapi rasanya tangan ditepis junior itu...... *speechless*

Well, tahun ini gue dapat kesempatan lagi untuk mewakili FH di battle antarfakultas di tingkat universitas. Ada ego pribadi sih untuk maju jadi wakil fakultas... Ego pribadi juga untuk menuntaskan ini dengan sebuah pencapaian tertinggi... Dan ego-ego kecil lainnya, yang mungkin kalau gue paksakan bisa berakibat fatal bagi semua. Coz, I am not that smart and maybe not smarter than some of them.

Jadi sekarang timbul pertanyaan,

Apakah sekarang waktunya berkata cukup dan berhenti, mengalah kepada orang lain, mengharapkan dia dapat mencapai puncak untuk nama baik fakultas?

Perkuliahan sudah memasuki minggu kedua dan ini adalah semester ketujuh gue di kampus. Hopefully, semester yang terakhir juga. Artinya ya gue harus segera menyelesaikan skripsi dan mata kuliah yang masih tersisa di semester ini.

Masalahnya...

Gue belum ngajuin proposal skripsi, dengan alasan:

1) Galau rumusan masalah

2) Galau karena belum konsultasi ke dosen-dosen juga

Teknis pengajuannya sih gue sudah membuat transkrip akademik, jadi ya sebenarnya kalau udah punya proposal gue tinggal menghadap ke ketua jurusan membawa transkrip dan proposal, baru deh bisa di-acc. Itu juga kalau topiknya disetujuin yak :')

Sebenarnya gue cenderung slow (atau lamban ya?) dalam memikirkan ini karena toh deadline untuk daftar judul skripsi masih 10 Oktober. Masih banyak waktu.

Stress dimulai ketika.... 

Satu per satu temen gue topiknya udah di-acc dan udah punya pembimbing skripsi.

JENGJENG. -__-"

Alhasil gue sore ini menghabiskan waktu dengan melakukan riset kecil seputar topik yang ingin gue ambil. Makin banyak baca, makin bingung. :)) Pengennya sih minggu depan udah bisa jadi proposalnya, tapi ya gue engga mau memaksakan dulu deh. Soalnya setelah riset, gue bingung banget soal menentukan pokok permasalahannya. Ternyata di kampus udah cukup banyak yang bahas tentang topik ini baik di skripsi maupun tesis. Jadi, gue harus mencari hal yang unik dari topik ini kalau masih pengen bikin skripsi dari topik tersebut.

Sebenarnya gue pengen banget pakai topik tersebut, karena gue enjoy banget sama mata kuliahnya dan dosennya. Hehe.. Terus kebetulan sudah punya bahan yang mau ditinjau terkait topik ini.

Jadi, doakan ya supaya gue segera menemukan pencerahan untuk pokok permasalahan skripsi, serta sudah punya pembimbing akhir bulan ini. :)

Ciao!

Masih tentang Makassar Trip... Kali ini waktunya keluar dari kota Makassar! Gue sebenarnya punya keinginan untuk menjelajah daerah utara propinsi ini (Tana Toraja) dan selatannya (Tanjung Bira). Akhirnya yang terwujud hanyalah ke Tanjung Bira saja. Mungkin lain kali bisa ke Tana Torajanya. Tanjung Bira ini masih merupakan bagian dari Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Gue sih mengatakannya ya, southest point of South Sulawesi.

Kenapa Pilih Tanjung Bira sebagai Destinasi?

Karena... Ini... 

KECE KANNN. Dan selain Pantai Bira, kalau niat menyusuri jalan setapak dan berbatu... Kita bisa menemukan Pantai Bara. Buat gue, Pantai Bara itu hidden paradise. Indah banget dan serasa pantai pribadi karena gak banyak orang di sana.

Kedua pantai punya pasir yang sejenis. Halus sekali seperti bedak, dan kalau kita jalan di atasnya... Si pasir nggak masuk-masuk ke sendal. Kalau bertelanjang kaki, lari-lari di atas pasirnya fun banget. Empuk, sehingga kaki kita nggak terlalu nyetak di pasirnya.

Bagaimana Akomodasi dan Transportasinya, Lynn?

Jarak Makassar-Tanjung Bira itu kurang lebih 230-an kilometer (kurang lebih kayak Jakarta-Sukabumi kali yah). Jalannya lumayan bagus, sayangnya minim penerangan (makin dekat ke Tanjung Bira, makin kagak ada lampu di jalannya) jadi kalau ke sini usahakan sampai sebelum gelap. Transportasinya bisa pakai bus menuju Pulau Selayar, nanti tinggal minta turun di pelabuhan feri. Atau bisa juga sewa mobil. Waktu yang ditempuh kurang lebih 3-5 jam ya, tergantung mampir-mampirnya dan kecepatan moda masing-masing.

Foto di atas adalah pemandangan yang disuguhkan sepanjang perjalanan. Mulainya kurang lebih di Jeneponto, nah sampai Bulukumba pemandangannya mayoritas sawah begini. Di baliknya sawah ada lautnya lho. Gile abis, dan ada satu spot di perjalanan di mana lo bisa melihat sawah dan lautnya sekaligus dengan jelas. Super cool!

Untuk akomodasi, semua tergantung budget! Mau yang super mewah dan hedon, bisa ke Amatoa Resort. Keren banget memang tempatnya. Untuk yang budget-nya minim, banyak guesthouse yang disediakan kok. Kisaran harganya pun beragam, mulai dari seratus ribuan per malam untuk solo traveler. Waktu gue ke sana (pas bulan puasa), gue nginep di Wisma Bahari Indah (hasil nawar dengan bahasa lokal: Rp575.000 untuk dua malam). Modelnya kayak kamar kos gitu, dengan fasilitas: dua kasur busa yang masing-masingnya muat dua orang, televisi serta kamar mandi yang airnya jalan terus.

Water Activities

Di Pantai Bira, ada banana boat! Hal yang paling penting untuk diketahui adalah.... Banana boat-nya kisaran Rp 100.000-150.000 per BOAT, bukan per orang kayak di Bali. Gue gak sempat main sayangnya :(

Selain naik banana boat, kita bisa naik kapal menuju Pulau Liukang atau Pulau Kambing! Pulau Kambing letaknya agak jauh, jadi gue ke Pulau Liukang saja dengan... Rp200.000 bolak-balik. Perjalanannya... Ombang-ambing karena arusnya keras. Mungkin karena udah termasuk ke perairan nusantara/ perairan pedalaman kali ya (lupa deh kalau di Deklarasi Djuanda namanya apa hihi~), entah Laut Flores atau Laut Banda lah gitu (habis ngecek peta). Pasir di Pulau Liukang kasar karena banyak karang mati yang sudah hancur terdampar di situ. Tentunya, aktivitasnya adalah snorkeling!

Ternyata, spot paling bagus buat snorkeling adalah... di tengah laut. Iyes, yang arusnya deras itu. Gue gak bisa berenang, takut kebawa arus, dan punya panic attack kalau gak bisa nyentuh dasar dari suatu perairan. Kelar sudah di situ =)) Nyoba sih turun ke laut dan lihat-lihat ke bawah.. Bagus banget memang, tapi ya itulah gue gak bisa ngambil foto underwater karena sibuk pegangan sama tangga kapal. :| Jadi... Ini foto sepupu gue:

Other Things

Another must visit place if you go to Tanjung Bira. Tempat pembuatan kapal phinisi! Pas keliling-keliling gue tidak menemukan yang ukurannya super besar, tapi yang di foto itu udah lumayan besar kok. Kapal phinisi itu biasanya pesenan dari luar negeri, dibuat di sini. :) Kayunya entah dari kayu apa, tapi sepenglihatan gue kayu-kayunya itu sangat lentur dan mudah dibentuk. Harga kapal phinisi yang besar sih gue gak kebayang (dan gak mau ngebayangin juga), karena kalau sewa aja setau gue bisa 7 jutaan per hari. Hahaha.

Oh iya, pas di sekitaran Bantaeng, sempat nemu ini dan teringat pada Burj Khalifa / Burj Al-Arab:

Oke. Jadi, meskipun perjalanannya udah jauh.... I really don't mind coming back here. :) Buat penyuka pantai, Tanjung Bira ini sayang untuk dilewatkan. Hopefully, pas balik ke sini nanti ada rezeki jadi bisa nginep di tempat yang hedon.... dan sudah bisa berenang. *kemudian tertawa hampa*

Well, hello. I just spent hours deciding what to do with my blog's layout. Actually Blogger always gives us an easier way to custom our blog with XML-based layout that they provides. But yeah, an 16 to 18 years old me thought that XML-based layout customization is only for newbies and beginners so I did extra efforts to custom my blog using notepad (typing HTML and CSS). It had been years, since me doing some HTML-based layout for my blog so I kinda forgot those codes. Then... Since I started moving here in December 2012 (I left my previous blog (blogged there on May 2008-August 2012)), I found that I don't have time to think about my blog's layout. So I picked a reddish simple layout that Blogger provided and customized it.

Ha. There I swallow my own saliva. =))

Currently I am bored with this layout, so I browsed some layouts to change this one. Found some awesome layouts here here here and here, but surprisingly I could not do much with those. I could not change the font, the size, the color, and most important thing: the width of the columns (with an easy customization like Blogger provides). How come those XML layouts that I downloaded cannot be customized easily? I tried to read the codes and change them, but I failed. 

Finally, I was fed up and decided to re-upload my reddish simple layouts. So as you see, nothing has changed. :))

But deeply in my heart, I reaaaallllyy want to custom this layout. :'' You know, to make it more "me". Even I have customized this layout, I still feel that it is kinda... mainstream (?); Still looks like a basic template. Does that mean I have to do my old classic way (typing HTML and CSS on notepad) again? Ha, I want an easy customization but with my own personal template. *self-slapping* *things do not come that easy, Lynn* So guys, if you have any solution for me and my blog's layout, just say that on the comment form below okay?

ANYWAAAAAY,

I finished my monkey cross-stitch yesterday! My bf bought it for me spontaneously when we went to a craft-store, then gave me this mission: "Okay, you should make this cross-stitch." His intention was... to make me more feminine. I could not get that, but our mothers can make cross-stitch well; so maybe his intention is relevant. Only girls do cross-stitch, and our mothers can make cross-stitch well--> It is a feminine thing. Hahahaha.

Yaaaay mission accomplished! M, Bond has done it well. No more mission like this for a while please, your agent's eyes need some rest! :* 

I think I did good, but not as good as my mom always does. My mom does great. I still had mess here and there, not neat enough in the back of the fabric. Here is my excuse: the holes were so tiny that I found it hard to make it quick and neat! :)) *slapped*

Alright, that's the update for now!

See you on the next post. Cheers!

Still on the Makassar Trip blogpost series! Kemarin sudah bahas Pulau Samalona, kali ini giliran gunung yang dibahas. Sekitar 2-3 jam dari Makassar, kita bisa berkunjung ke Malino. Malino ini kayak Puncak (di Jawa Barat). Untuk ke Malino, gue sarankan berangkat pagi-pagi. You will enjoy the breathtaking scenery of Bili-Bili. Bili-Bili itu bendungan besar dan luas penampung air, yang mana menurut tante gue kalau bendungannya jebol Makassar bakalan banjir. Asli sumpah indah banget, sayangnya gue nggak sempat foto karena ngeliatnya dari mobil (dikejar waktu karena waktu itu berangkatnya sudah rada siang).

Gue seumur-umur ke Makassar belum pernah ke Malino, jadi gue manut saja kemana tante gue membawa. Pertama-tama kita sempat mampir ke hutan pinus dulu. Terus belanja hore di pasar tradisional di sana. Belinya macem-macem sih: gula merah, kacang rebus, ikan, tomat, dan sebagainya. Gue mendapati hal yang unik. Jadi kalau disana, ketika kita belanja... bakalan ada anak-anak kecil yang membantu kita membawa segala macem belanjaan kita (dari sambil keliling-keliling sampai diangkut ke mobil). Tentunya, belanjaan itu gak ringan. Gue pikir kan kita bakal harus bayar mereka rada mahal gitu ya, sekitar lima ribu rupiah. Surprisingly, tarif mereka ternyata seribu rupiah saja.

Kami kemudian melanjutkan perjalanan ke Malino Highlands. Gue kurang mampu mendefinisikan tempat ini, sejujurnya.

Menurut papan petunjuk di dalamnya, ada rumah kaca, air terjun, restoran, dan kebun teh. Menurut gue pribadi, tempat ini masih kurang banget pengembangannya. Jalanan untuk mobilnya masih sangat sempit (hanya muat satu sampai satu-setengah mobil), jadi serem sendiri. Restorannya.... mahal. :| Meski demikian, gue mendapatkan satu pemandangan dari tempat ini. Breathtaking juga.

Hal yang menurut gue menarik sih ya pemandangan di foto itu aja. Oleh karena tidak ingin menyesal udah bayar dua ratus ribu rupiah, akhirnya kami puas-puasin deh foto-foto di Malino Highlands ini. Too expensive for only capturing photos, meh. Semoga secepatnya tempat ini disulap jadi lebih keren (dan tentunya lebih worth).

Dalam rangkaian Makassar Trip saya, saya juga menyempatkan diri untuk pergi ke Pulau Samalona. Pulau Samalona ini ditempuh dengan menggunakan perahu dengan mesin tempel selama kurang lebih 20-30 menit dari kota Makassar. Kocek yang harus dirogoh? 400 ribu rupiah PP untuk satu kapal, di mana satu kapal dapat memuat hingga 6-10 orang (tergantung ukuran kapalnya).

Jadi ceritanya, keluarga saya (adek-adek dan sepupu-sepupu) udah beberapa kali ke Pulau Samalona ini sementara saya belum pernah sama sekali. Tiap mereka trip ke Makassar, saya selalu gak sempat ikut. Entah lagi ujian, atau ada kesibukan lainnya. Kali ini, saya berangkat sendiri dari Jakarta, haha. Tinggalnya di rumah keluarga nyokap yang ada di Makassar ini. 

Back to Samalona. Ketika sampai, saya agak kaget karena agak berbeda dengan ekspektasi saya. Baru kali ini menemukan banyak semut di hamparan pasir pantai. Sampai ngeri sendiri untuk barefoot, saya baru berani pas udah deket banget sama air laut. Pulau Samalona tidak terlalu luas, terdiri dari rumah-rumah penduduk, rumah-rumah panggung yang disewakan untuk pengunjung, dan satu cottage kece yang juga disewakan bagi yang mau menginap di sini.

Bagian paling menyenangkan dari Pulau Samalona ini adalah... Ternyata pulaunya fotogenik! Pemandangan arah lautnya bagus, dan ketika difoto hasilnya jauh lebih bagus lagi. Hahaha.. Gak banyak foto yang bisa saya tampilkan disini karena mayoritas isinya wajah saya semua. Sedikit sekali yang hanya pemandangan saja. Maafkan! :))

Selain jalan-jalan berkeliling pulau dan menikmati suara deburan ombak serta wangi laut (I always love the sea scent!), foto-foto memang kegiatan yang saya lakukan. Tidak hanya di atas Pulau saja, tapi juga di bawah lautnya dong. Sempat nyoba snorkeling, tapi gak bisa jauh-jauh karena saya gak bisa ngambang dan berenang. Huhuhu... :'( Kalau dari daerah pinggir pantai gini sih, yang terlihat karang-karang yang sudah mati dan ikan-ikan kecil. Itupun ikannya baru kelihatan kalau kita berenangnya udah di kedalaman 1,5 meter-an.

Foto di atas diambil di Pantai Bara (kiri) dan Pantai Bira (kanan). Semuanya terletak di Kabupaten Bira, bagian paling selatan dari Propinsi Sulawesi Selatan (sekitar 4-5 jam perjalanan dari Makassar). Kisah jalan-jalannya menyusul, ya. :)

Pada dasarnya, saya selalu suka foto sambil lompat. Kayaknya kalau ke tempat-tempat wisata belum afdol kalau belum ada foto lompatnya hehe... Alasan lainnya, karena mostly hasil foto-foto lompat saya bagus :))

Happy holiday, bloggers! 

Tips dan trik foto lompat:

- Ketika lompat, kakinya dilipat. Bisa juga pose lainnya, but my bests always come dari ngelipat kaki kayak foto di atas.

- Sudut pengambilan gambar usahakan agak ke bawah, biar hasil lompatnya keliatan tinggi banget. :)

Tahun lalu, gue sempat berkesempatan untuk merasakan magang di kantor notaris selama kurang lebih 2 bulan. Tahun ini, makin rame deh tuh teman-teman seangkatan gue yang magang di sana - sini; paling jamak sih ya yang di lawfirm gede ibukota. Gue akhirnya memilih untuk melakukan magang di salah satu instansi Pemerintah di Jalan H.R. Rasuna Said (nah loh? Instansi yang mana, silakan tebak sendiri :P) selama empat minggu (1-26 Juli!). Magangnya pro bono alias tidak digaji (tidak ada anggaran di APBN untuk pegawai magang kan). Jadi, ya gue bener-bener cuma buat isi liburan aja nih dan sekalian nyari ilmu.

Kenapa pilih untuk magang di instansi Pemerintah? Pertama, mumpung masih mahasiswa. Masih punya idealisme lah istilahnya; atau tidak punya kepentingan politik/ ekonomi apapun gitu. Analisis apapun yang gue ungkapkan murni akademis. Kedua, berhubung sekitar minggu kedua magang itu sudah memasuki bulan puasa... Instansi Pemerintah pulangnya jauh lebih cepat. HAHAHAHA #plak

Dan tahun ini magangnya gue tidak sendiriiii! Gue barengan sama si Momon, teman seangkatan di kampus yang gue udah kenal dari Facebook pas nyari teman sekelompok buat ospek universitas. Ternyata, kita juga sama-sama KMK, terus sama-sama ngambil peminatan perdata, terus udah get along sampai sekarang deh! Mulanya dia bingung liburan ini mau magang dimana, langsung saja gue ajak ikutan magang di instansi ini :))

Hari pertama magang, gue datang semacam kepagian gitu dan nunggu lama buat ketemu pembimbing magang yang juga dosen di kampus gue. Long story short, kami dilimpahkan untuk belajar di Tim 3 Bidang Penyelesaian Laporan gitu. Jadi, kami diperkenalkan dengan anggota-anggota dari Tim 3 ini hari itu juga. Mulanya sih (menurut pembimbing magang), kami stay di Tim 3 untuk 10 hari gitu, tapi ujung-ujungnya kami berdua betah banget di tim ini dan memutuskan untuk lanjut saja sampai habis di Tim 3 ini. :)) Kami berdua emang agak berbeda dengan temen-temen lain yang juga magang di instansi ini. Mereka pindah-pindah bagian setiap seminggu/dua minggu gitu. Kalau kami malah di satu tim terus dan bantu semua kerjaan mereka.

Ini dia geng Tim 3 (ditambah Mas Putra dari Tim 1)! Mba Santi dan Mba Sita ini ruangannya terpisah di lantai 5, sementara the boys ruangannya di lantai 6. Gue dan Momon gabung sama mereka di lantai 6, kurang lebih kondisi kami memang agaknya seperti perawan di sarang penyamun. =))) Ternyata, mereka tidak kaku sama sekali dan malahan suka bercanda. Apalagi kalau ada Pak Yustus (anggota Tim 5) yang main ke ruangan kita, gue bisa gak berhenti ketawa. Salah satu faktor yang bikin kita betah juga nih sebenarnya: semua ramah, suka bercanda, jadi kita juga gak tertekan. Info tambahan yang bikin betah juga: mayoritas di ruangan itu ndak puasa, dan yang puasa juga selow banget kalo digodain ataupun kalo kita makan di ruangan. Jadilah gue sama Momon sering bawa bekal dan cuek aja makan di meja masing-masing :P

Selama magang banyak banget hal-hal yang berkesan, di antaranya: ngubek-ngubek slide mata kuliah yang udah kami ambil beberapa semester lalu karena kita lupa pengaturannya gimana, ikutan ketemu Pelapor, analisis kasus-kasus, bikin draf produk hukum/ surat dari instansi tersebut... Ikut menyaksikan proses mediasi dan proses tanya-jawab dengan ahli... Terus ngobrol-ngobrol ringan atau nge-aposeh-in suatu kasus di ruangan (apalagi sama Momon, yang ujung-ujungnya kadang ketawa bareng kadang saling nyela)... Bercanda-bercanda seru hore sama orang-orang seruangan yang sangat jenaka... :'')

Hari ini, hari terakhir kami magang... Gue dan Momon beli Breadtalk buat dibagiin kepada mereka dan salah satu OB yang cukup sering ngobrol dan bantu kita (Mba Nur). Di atas kotak Breadtalknya, dikasih kertas ucapan makasih gitu deh lalu ditaroh di meja mereka. :"> Ceritanya biar surprise lah gitu. Gataunya kita malah dikasih surprise balik... Bilangnya mau rapat jadi ngumpul di ruang rapat, eh pas kami masuk... Kami disyut pake handycam. Baru deh kita rekaman bareng numpahin kesan-pesan ke kamera... Dan tetep sambil bercanda dan ketawa ngakak-ngakak. Sweet banget gak sikkkkkk~~~

Overall, magang yang sangat berkesan dan menyenangkan! Terima kasih untuk Tim 3 yang sudah memberikan banyak ilmu (masih pengen banyak diskusi terkait kasus-kasus yang sempat gue baca dan analisis; sayangnya waktunya kurang) dan maaf karena aku suka datang terlambat~ Terima kasih Momon atas bercanda-bercandanya dan obrolan-obrolannya yang gak abis-abis tiap hari! Untunglah kita kagak satu kamar kosan, bisa enggak tidur-tidur karena ngobrol (kata Pak Udin). Hahaha.

Well, ada pertemuan ada perpisahan. Tapi kita (semoga) bakalan ketemu lagi satu sama lain. Toh kita semua masih melihat matahari yang sama. #ahzeg #tsaah

Catatan:

- Seluruh foto diambil pada hari ini, hari terakhir gue magang.

- Untuk kalian yang tertarik magang di instansi Pemerintah, berdasarkan pengalaman gue di instansi ini... Tinggal kirim Surat Pengantar dari Fakultas, Cover Letter, sama CV kalian aja. Denger-denger ada juga beberapa instansi yang minta proposal magang. Good luck!